Selasa, 06 November 2012


PAMI JABAR
“Guest Star” Di Desa Binaannya (Tasikmalaya)

       “Go kesmas go kesmas go.. Go kesmas go kesmas go.. Go kesmas go kesmas go!!!”
       Siapa yang tak mengenal jargon di atas? Jawabannya tanyakan saja kepada mbah Google. Ya, itu merupakan jargon kesatuan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, yang awal mulanya merupakan jargon warisan dari para leluhur Kesmas di STIKES A.Yani Cimahi, namun dengan seiring berjalannya waktu, yel-yel penyemangat itu pun dijadikan jargon juga pada kegiatan kunjungan ke Desa binaan oleh PAMI JABAR.
       Pada sesi ini kita tidak akan membahas tentang jargon tersebut, mungkin hal itu bisa dilanjutkan lain waktu sambil ngopi-ngopi di kantin deh ya? Pada kesempatan kali ini, PAMI JABAR akan berbagi cerita seputar kunjungan di desa binaan.
       Bicara tentang mahasiswa dahulu, ada yang pernah nyeletuk kalau mahasiswa yang berbakat duduk manis ketika perkuliahan dimulai dan mendengarkan dosen yang sedang “on air” dengan tatapan penuh kekhusyuan dan sebuah senyum simpul manis itu disebut Mahasiswa idaman Bangsa. Is that true??? Jelas TIDAK!!
       Jadi Mahasiswa yang seperti apa yang bisa disebut idaman Bangsa itu???
       Kalau mau tahu jawabannya ikuti cerita kita lebih lanjut! J
       Tepatnya tanggal 12-14 Oktober 2012, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang tergabung dalam keanggotaan Organisasi PAMI JABAR (Pergerakan Anggota Muda IAKMI Jawa Barat) melakukan kegiatan kunjungan ke Tasikmalaya yang beralamatkan di Jln. Eyang Hajar Aswad, Dusun Poponcol RT 01/01 Desa Giriwangi, Kec. Gunung Tanjung, Kab. Tasikmalaya.
       Keberangkatan dari Cimahi menuju Tasikmalaya cukup melelahkan, butuh berjam-jam untuk sampai ke daerah tersebut. Apalagi dengan jalanan menuju Desa binaan tersebut tak sebagus dan tak semulus apa yang diharapkan. Jalanan yang terjal dan berliku membuat bus yang ditumpangi pun mengalami mogok.
       Sekitar pukul 20.00 WIB rombongan PAMI JABAR STIKES A.Yani Cimahi akhirnya sampai di Kota Tasikmalaya, dan melanjutkan perjalanan tidak sampai rumah peristirahatan tetapi sampai kantor Balai Desa Giriwangi, kemudian kami dituntut harus berjalan kaki di tengah kegelapan malam dan hawa dingin yang menusuk. Sekitar lima menit berjalan, barulah bisa tiba di peristirahatan yang dituju.
            Namun, dalam kebahagiaan karena sudah menemukan tempat untuk tidur, seketika khayalan perubahan sebuah gelaran tikar menjadi springbed empuk nan elegan, dihancurkan dengan akan diadakannya acara rapat para pengurus untuk simulasi kegiatan di esok hari yang bertempat di Balai Desa Giriwangi.
       Dan esok harinya, tanggal 13 Oktober pukul 07.42 WIB  briping pun dimulai di Balai Desa Giriwangi atas 4 instansi yaitu UNSIL, STIKES A.Yani Cimahi, STIKES Respati, STIKES DHB, untuk persiapan dan pengkondisian sebelum melaksanakan penyuluhan di SD dan Ibu Rumah Tangga serta pembagian clip chart.


 



 

Pembukaan dilaksanakan pada pukul 08.50 WIB dilapangan untuk melaksanakan senam pagi bersama murid-murid SDN Poponcol. Kegembiraan mereka jelas terlihat dengan antusiasmenya mengikuti senam pagi ala gangnam style dengan kostum seadanya. Sekali Mahasiswa tetap Mahasiswa! Jas almamater pun turut menjadi saksi peluh kebahagiaan pada pagi itu menjadi instruktur, sedikit kurang sopan memang mengikutsertakannya dalam kegiatan senam, namun apa daya kostum tak sampai. Oppa gangnam style!
 






Ada pemandangan yang terlihat asing saat pemberian materi tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dimulai. Kira-kira apa yang ada di benak kalian tentang gambar di bawah ini?
 






Dan inilah potret berlangsungnya eksistensi sang “Guest Star” idaman Bangsa!
   
        
Eksistensi sebagai mahasiswa tidak hanya digaungkan ketika perkuliahan saja, karena itu semua hanya teori. PAMI JABAR adalah salahsatu dari sekian banyak wadah penyaluran kontribusi kalian terhadap Bangsa ini. Jangan tanyakan apa yang telah Negara berikan kepadamu, tapi apa yang telah kamu berikan terhadap Negara??!!
            IF YOUR STAR WANT TO SHINE, GIVE THE BEST OF YOU TO WORLD!!!

^_^ Salam Sehat ^_^
Created by : Media dan Humas


Selasa, 25 September 2012

Kunjungan PAMI JABAR Ke STIKES Bhakti Kencana

            PAMI adalah singkatan dari Pergerakan Anggota Muda IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia), suatu wadah untuk keprofesian sejak menjadi mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Pami Jabar ini awalnya ada tiga instansi yaitu STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi, STIKes Dharma Bhakti Husada, Universitas Siliwangi.
14 September 2012. Asep, Rival Aryadinuari, Mutia, Mirfat Rosari Maulida dan Meylani Pratiwi Anggota PAMI dari STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi mengunjungi STIKes Bhakti Kencana yang bertempat di Jl.Soekarno Hatta untuk memperkenalkan PAMI (Pergerakan Anggota Muda IAKMI) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia kepada Mahasiswa dan Mahasiswi di STIKes tersebut.       
Divisi Humas yang cekatan membuat kita bisa bekerja sama dan bisa menambahkan anggota di PAMI (Pergerakan Anggota Muda IAKMI) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, lebih banyak dan mungkin bisa lebih cekatan dalam mengambil suatu permasalahan atau memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang berada di daerah.
            Disana Ketua PAMI menjelaskan apa itu PAMI dan memperkenalkan semua Divisi-divisi yang ada dalam Organisasi PAMI ini. Setelah menjelaskan secara panjang lebar Respon Mahasiswa dan Mahasiswi Bhakti Kencana pun sangat antusias dengan apa yang dijelaskan oleh Ketua, mudah-mudahan yang berminat dalam PAMI ini masih banyak dan sangat bersemangat dalam membangun suatu daerah yang kaya akan pangan dan memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat yang berada dalam diri masing-masing.

Kamis, 01 Desember 2011

MARS PAMI

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat adalah A....Abdi Bangsa
Berjuang Ciptakan Masyarakat Sehat dan Sejahtera
Cinta Lingkungannya Beserta Alamnya
Hidup Bersih dan Sehat Itulah......pilarnya

Derajat Kesehatan yang Tinggi adalah....Harapan Kami
Dengan Partisipasi Semuanya Dapat Berkarya dan Berkontribusi
Dengan Kemitraan Menyongsong Masa Depan
Tinggalkan Kebodohan Datanglah....Kemajuan

Reff :
Mahasiswa KESMAS Siap Mengabdi...
Mahasiswa KESMAS Siap Berbakti...
Bersama-sama membangun Bangsa...
Wujudkan Paradigma SEHAT INDONESIA...
Coda : Seutuhnya.............A...............A

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Definisi ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisienPengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk : (Notoatmodjo, 2003)
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

Sedentary- lifestyle3 Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :

1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.

2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

3. Biostatistik/Statistik Kesehatan.

4. Kesehatan Lingkungan.

5. Gizi Masyarakat.

6. Kesehatan Kerja.

7. Epidemiologi.

Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :

1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

2. Perbaikan sanitasi lingkungan

3. Perbaikan lingkungan pemukiman

4. Pemberantasan Vektor

5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat

6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

7. Pembinaan gizi masyarakat

8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

9. Pengawasan Obat dan Minuman

10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat si melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
[sunting]
Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

1. Epidemiologi

2. Biostatistik

3. Kesehatan Lingkungan

4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat

6. Gizi Masyarakat

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Hari Aids Sedunia

Pengertian HIV Aids
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.


Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Penyebab ;

AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.
Penularan Seksual

Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.

Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga.

Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV. Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.[38][39] Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.
Diagnosis

Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat
Pencegahan

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan